Definisi Kecantikan Ala Suku Dayak Kenyah

Momopal pasti pernah mendengar pepatah kekinian yang berbunyi “Cantik itu relatif”. Pepatah tersebut ternyata benar adanya dan sangat tepat untuk menggambarkan suatu tradisi turun menurun yang dimiliki oleh suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur, yaitu tradisi memanjangkan telinga. Tradisi ini sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Menariknya, dahulu bukan hanya perempuan saja yang memakai anting yang terbuat dari logam ini, tetapi pria juga memakainya.

Suku Dayak Kenyah

Anting yang berbentuk seperti gelang ini bernama belaung. Belaung sudah dikenakan pada telinga seorang perempuan sejak bayi, namun pada saat itu bentuknya hanya berupa manik-manik. Diperlukan sebatang bambu untuk membuat lubang pada telinga dan racikan ramuan khusus yang berfungsi sebagai obat bius untuk sang bayi. Setiap bayi tersebut berulang tahun, akan ditambahkan satu anting di telinganya, sampai dia beranjak dewasa dan menua. Sehingga Momopal dapat mengetahui usia seseorang dengan hanya melihat berapa jumlah belaung dan jenis topi yang dikenakan. Bila mengenakan topi putih seperti gambar di bawah, berarti usianya sudah lebih dari 50 tahun.

Suku Dayak Kenyah

Menurut tradisinya, tidak sembarang perempuan dapat memakai belaung. Belaung itu sendiri merupakan suatu penanda untuk membedakan perempuan yang berasal dari kasta paren (bangsawan), panyen (rakyat biasa), dan dayung (dukun). Semakin panjang telinganya, maka semakin tinggi status sosial dan tingkat kecantikannya. Belaung ini pun mengajarkan kepada mereka untuk selalu bersabar ketika mengalami kesulitan dalam hidup. Bayangkan saja, apa rasanya bila Momopal memakai 60 anting dalam waktu bersamaan, pasti berat bukan?

Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai jarang ditemukan. Perempuan-perempuan muda di suku kenyah mulai merasa malu ketika memiliki telinga panjang. Hal ini bermula ketika konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia di daerah perbatasan kalimantan. Pada saat itu, mulai berkembang stigma bahwa orang yang memakai belaung dan tinggal di rumah-rumah panjang, bukanlah masyarakat modern. Mereka yang tidak tahan dengan stigma tersebut, mulai memotong telinga panjang mereka, karena takut dinilai ketinggalan zaman. Untungnya, masih ada mereka-mereka yang bertahan dan tetap menampilkan kecantikan ala suku Dayak Kenya.

source image : google.com
         

Add Comment

Loading...