Siapa yang tidak tau Yogyakarta? Daerah kesultanan ini menjadi salah satu tempat yang paling diminati oleh wisatawan baik dalam negeri atau manca negara untuk menghabiskan waktu liburan. Karena wilayah ini menjadi satu dari banyaknya wilayah di Indonesia yang memiliki ragam budaya dan potensi wisata yang menjanjikan.
Tidak hanya itu, kota yang terkenal dengan makanan khas gudegnya ini juga sangat kental akan kebudayaan yang dibawa sejak jaman kerajaan kuno, yaitu kerajaan Demak. Sehingga banyak pula peninggalan adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun di kota yang penuh dengan sejarah ini.
Nah, karena adat istiadatnya yang masih kental maka banyak kegiatan adat yang masih dilakukan. Salah satunya upacara adat Sekaten yang sudah berkembang sejak Sultan Agung memerintah, yaitu pada saat kerajaan Demak berkuasa di Jawa hingga saat sekarang di Kasultanan Yogyakarta dan Kasunaan Surakarta.
Upacara Sekaten merupakan upacara adat keagamaan islam untuk memperingati hari lahirnya nabi Mumahammad SAW. Upacara ini biasanya diadakan sejak tanggal 5 Mulud (Rabiulawal) sore sampai tanggal 11 Mulud (Rabi’ul awwal) tengah malam. Sekaten biasa dilaksanakan di alun-alun utara Yogyakarta.
Sejak awal dimulainya, upacara ini sudah mengandung banyak peminat. Karena upacara ini hanya dilakukan setahun sekali, sehingga antusias masyarakat terus bertambah setiap tahunnya. Banyak hal unik dan menarik yang akan kamu temukan jika kamu memiliki waktu untuk datang pada acara Muludan ini. Banyak hal yang menarik yang bisa kamu temukan di Upacara Sekaten ini.
Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) menjadi ikon dari upacara sekaten karena diadakan sebulan penuh selama bulan malud. Pasar malam yang diadakan di alun-alun utara ini menjajakan berbagai macam makanan khas Yogya, minuman, pakaian, dan lain sebagainya.
Banyak juga wahana khas pasar malam yang cukup mengasah adrenaline kamu seperti ombak banyu, bianglala, rumah hantu, kora-kora versi pasar malam, mandi bola, komedi putar dan masih banyak lagi. Karena diadakan secara besar-besaran pasar malam ini banyak menarik minat masyarakat Yogya dan juga wisatawan luar daerah. Bahkan para pedagang di sini juga banyak yang berasal dari luar Yogya.
Tidak hanya pasar malamnya yang menjadi sorotan, tabuhan suara gamelan yang terus dibunyikan selama satu minggu juga menjadi daya tarik bagi masyarakat dan wisatawan. Gamelan Kanjeng Kyai Sekati menjadi gamelan yang sakral pada upacara sekaten karena gamelan tersebut dibuat oleh Sunan Giri yang ahli dalam hal karawitan.
Gamelan ini memiliki dua rancak, yaitu Kanjeng Kyai Nogowilogo dan Kanjeng Kyai Guntur Madu. Pembukaan acara sekate ditandai dengan dikeluarkannya gamelan dari tempatnya masing-masing. Kamu bisa melihat gamelan ini di Masjid Agung Yogyakarta selama satu minggu, kecuali hari Kamis malam sampai Jumat siang.
Puncak dari acara sekaten ini adalah grebeg muludan yang dilaksanakan pada 12 Rabi’ul awwal. Pada puncak acara ini para prajurit abdi dalem membawa gunungan yang berisi hasil bumi masyarakat. Gunungan itulah yang menjadi primadona bagi masyarakat yang hadir karena setelah melewati proses doa dan arak-arakan gunungan itu akan dibagikan dan diperebutkan oleh masyarakat. Mereka percaya jika mendapatkannya akan memperoleh berkah dan kemakmuran atau yang biasa dikenal dengan ngalap berkah.
Perayaan upacara sekaten yang diadakan setahun sekali ini mengundang banyak antusias masyarakat. Bahkan mereka yang datang untuk acara puncaknya rela menginap agar berada dibarisan paling depan untuk mengambil hasil gunungan yang dipercaya sebagai suatu keberkahan. Jika kamu mengikuti acara ini kamu akan melihat berbagai hal unik dan menarik, seperti prajurit kerajaan yang menggunakan baju khas kerajaan.