Sulawesi Selatan dikenal secara luas salah satunya karena suku Toraja yang mendiami bagian utara provinsi ini. Suku Toraja memiliki ritual pemakaman dan rumah adat yang unik yang menjadi perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Jadi, kali ini Momotrip akan mengajak kalian untuk melihat tradisi suku Toraja!
Selain suku Toraja, keindahan alam yang ada di Sulawesi Selatan juga turut melambungkan nama provinsi ini. Oleh karena itu, sebelum mengunjungi Tana Toraja, kamu akan diajak mengunjungi Rammang-rammang, kawasan wisata alam di gugusan Pegunungan Kapur Maros-Pangkep. Salah satu objek yang bisa dikunjungi di Rammang-rammang adalah Taman Hutan Batu Kapur Rammang-rammang. Taman ini dihiasi ribuan bebatuan kapur berwarna hitam dan abu-abu dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Selain bebatuan kapur, taman ini juga dihiasi hamparan sawah milik penduduk sekitar dan hewan-hewan ternak yang mencari makan.
makam para raja Sangalla
Di Tana Toraja terdapat Suaya atau makam para raja Sangalla. Makam ini berada di satu bagian dinding batu yang dipahat dan dibentuk agar bisa menyimpan peti para raja. Dinding batu tersebut juga dihiasi patung-patung para raja dan keluarganya yang diberi pakaian seperti semasa mereka hidup dulu. Swaya juga dijadikan sebagai tempat ziarah secara rutin oleh masyarakat sekitar.
makam para raja Sangall
Berikutnya, jangan lewatkan untuk mengunjungi makam khusus untuk bayi atau baby grave. Makam ini tidak seperti makam para raja yang kamu kunjungi sebelumnya. Bayi yang meninggal sebelum usia enam bulan (belum tumbuh gigi susu, belum bisa berjalan, dan masih menyusui) akan dimakamkan di dalam pohon Taraa’. Bayi dengan usia itu dianggap masih suci sehingga dimakamkan di dalam pohon tersebut sebagai wujud dikembalikan ke dalam rahim ibunya.
Kete Kesu
Kunjungan ke makam-makam di Tana Toraja belum berakhir karena masih ada Bori Megalitihium Stone dan Kete Kesu. Di situs Bori ini, kamu akan melihat batu-batu tinggi yang berbentuk seperti rumah dan digunakan sebagai makam para leluhur, pemangku adat, atau orang yang memiliki peran dan status sosial tinggi (semakin tinggi batunya, maka semakin tinggi status sosialnya). Di batu-batu tersebut juga dibuat pintu dan jendela untuk meletakkan foto keluarga dan patung-patung yang menandakan apakah yang meninggal seorang laki-laki atau perempuan.
Kete Kesu dikenal karena rumah adat masyarakat Tana Toraja, atau Tongkonan. Tongkonan-tongkonan yang ada di sini dihiasi oleh ukiran yang indah, ditambah deretan tanduk kerbau di depannya yang menandakan status sosial pemilik rumah. Tongkonan juga dilengkapi dengan alang sura atau lumbung padi. Di belakang deretan tongkonan, ada makam-makam yang sudah berusia ratusan tahun. Peti-peti mati di sekitar makam tersebut biasanya dipahat menyerupai perahu, rumah, kerbau, dan babi.
Selesai menjelajahi berbagai jenis makam di Tana Toraja, kamu akan kembali ke Makassar. Ayo rencanakan liburan bersama Momotrip!