7 Fakta Gerhana Matahari Total di Indonesia

Peristiwa yang langka kali ini adalah Gerhana Matahari Total.
Momen tersebut istimewa bagi Indonesia karena hanya bisa diamati di wilayah Tanah Air pada hari Rabu 9 Maret 2016.

Seperti apa gerhana matahari total akan terjadi? Apakah benar dapat berisiko menimbulkan kebutaan?
Berikut tujuh fakta menarik tentang gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret mendatang.

1. Gerhana matahari total terjadi dalam waktu singkat.
matahari total berlangsung selama dua hingga tiga jam. Namun, kondisi gerhana matahari yang mencapai fase penuh hanya terjadi paling lama sekitar tiga menit. Kota terbaik untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total kali ini adalah kota Maba-Halmahera.

2. Gerhana matahari total akan terlihat pagi hari di Indonesia.
Dimulai dari zona waktu WIB, gerhana matahari total akan mulai terjadi pada pukul 06.19 WIB, lalu mencapai puncaknya pada pukul 07.21 WIB, dan selesai pada pukul 08.30 WIB. Sedangkan di zona waktu WITA dan WIT, gerhana matahari total akan mencapai puncaknya pada pukul 07.25 WITA dan 08.36 WIT.

 

3. Ada 11 provinsi di Indonesia yang dilintasi gerhana matahari total.
sebelas provinsi tersebut adalah: Bengkulu, Jambi, bagian utara Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah (Sampit), Kalimantan Timur (Balikpapan), Sulawesi Tengah (Palu, Poso, dan Luwuk), Sulawesi Barat, dan Maluku Utara (Halmahera dan Ternate).

 

4. Gerhana matahari total dapat dilihat di Pulau Jawa.
Cakupan pandang gerhana matahari total hanya dapat disaksikan sebanyak 50-60 persen di pulau Jawa.

 

5. Lokasi terbaik menyaksikan gerhana matahari total adalah lapangan terbuka. Selain itu, dataran tinggi atau puncak bangunan tinggi yang tidak terhalang gedung adalah lokasi lain yang tepat untuk menyaksikan fenomena gerhana matahari total.

 

6. Gerhana matahari total menyebabkan kebutaan hanya mitos. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, cahaya matahari pada saat gerhana matahari maupun dalam kondisi normal sama-sama berbahaya jika memandangnya tanpa pelindung mata, seperti kaca mata hitam dengan lapisan anti UV.

 

7. Sebaiknya memandang gerhana matahari total di proses awal secara berkala. Gunakan kaca mata hitam, rol film, atau lembar foto rontgen untuk menyaksikan gerhana matahari total. Sangat disarankan untuk menyaksikan gerhana matahari pada proses awal secara berkala, beberapa detik menatap matahari dan beberapa detik menatap ke bawah. Selain itu, lebih baik tidak menyaksikan langsung proses berakhirnya gerhama matahari karena perrubahan gelap ke terang secara drastis dapat berisiko merusak retina, sekalipun sudah dilindungi oleh pelindung mata.

sumber : esquire.

Add Comment

Loading...