Masyarakat Indonesia memang dikenal tak pernah kehabisan cara unik untuk mengisi momen-momen menarik pada setiap waktu. Salah satunya adalah kebiasaan “ngabuburit” untuk menanti waktu berbuka puasa. Cara ini kerap kali dipergunakan oleh para orang tua untuk mengalihkan perhatian anaknya tentang perasaan lapar dan haus, menjadi kegiatan rekreasi sampai menjelang waktu berbuka. Selain bersama keluarga, ngabuburit juga sering dilakukan oleh muda-mudi yang menanti bedug magrib, sambil nongkrong di tempat-tempat favorit mereka. Berikut adalah Empat tempat ngabuburit favorit yang ada di Yogyakarta.
Alun-alun Kidul
Berlokasi di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, Alun-alun ini memiliki pelataran yang luas dan terasa sangat nyaman untuk bersantai-santai menanti adzan magrib. Momopal dapat menemukan masyarakat yang bermain sepeda, odong-odong, dan berbagai takjil yang dijajakan di sepanjang alun-alun. Yang fenomenal dari alun-alun ini adalah kehadiran dua pohon beringin yang saling berhadapan. Pada zaman dahulu, daerah pohon beringin ini dijadikan tempat latihan oleh para prajurit. Konon katanya, barang siapa yang dapat berjalan dengan mata tertutup melewati pohon ini, ia akan terhindar dari bala.
Jalur Gaza
Dari namanya, Angan Momopal pasti langsung teringat daerah konflik antara Israel dan Palestina. Namun, Jalur ini bukan lah “Jalur Gaza” yang seperti itu. Melainkan adalah sebuah pasar Ramadhan yang ada di daerah Nitikan, Sorongenen, Umbulharjo. Pasar ini menjajakan berbagai takjil khas ramdhan dan berbagai lauk pauk yang sangat nikmat. Jalur Gaza pada “jam ngabuburit” selalu diramaikan oleh berbagai kelompok masyarakat, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.
Bukit Bintang
Tempat yang terletak di antara perbatasan Bantul dan Gunung Kidul ini, memang berbeda dari yang lainnya. Kemungkinan besar Momopal tidak menemukan banyak pedagang yang menjual makanan untuk berbuka. Yang menjadi daya tarik dari Bukit Bintang adalah pemandangan kota, ribuan kunang-kunang, dan jutaan bintang yang tersebar di langit, bila matahari sudah tenggelam. Bercengkrama dengan teman sejawat sambil menikmati hembusan angin di dataran tinggi, pasti sangat nikmat sembari menunggu waktu berbuka puasa.
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
Masjid yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I ini merupakan sebuah “hadiah” dari sultan kepada masyarakat sekitar, khususnya kaum duafa. Setiap waktu berbuka puasa pada bulan Ramadhan, masjid ini menyediakan sampai 700 porsi makanan berat untuk masyarakat yang mengunjungi masjid Kauman. Anak-anak, muda-mudi, maupun orang tua yang mengunjungi masjid ini, biasa berdzikir, membaca buku agama, dan berdiskusi tentang agama, sembari menunggu adzan magrib. Suasana tenang di sekitar kompleks masjid, pastinya juga akan menenangkan suasana hati.
Source image: google.com