Mampir Ke Rumah Raja di Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadinigrat. Bertempat di pusat kota, Keraton Yogyakarta selalu menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Keraton Yogyakarta dikatakan sangat sakral, karena terletak digaris lurus antara Gunung Merapi dan Pantai Parangritis, garis lurus ini disebut dengan sumbu imajiner.

Keraton

Hingga saat ini Keraton Yogyakarta masih sering ditempati oleh keluarga Raja Hamangkubuwono X. Meskipun tidak sering datang, tetapi setiap kali ada perayaan raja beserta keluarga selalu datang. Seperti upacara Garebeg Sawal dan sekaten, upacara yang selalu diadakan setiap tahunnya.

Konsep arsitektur Keraton Yogyakarta berkiblat pada budaya Jawa yang juga dipadukan dengan budaya Eropa, sehingga tidak heran jika arsitekturnya terlihat unik dan mewah. Keraton ini memiliki luas tanah sekitar 1,5 km persegi. Dari tanah yang begitu luas, terdapat 8 komplek bangunan yang memiliki nama khas Jawa.

Keraton

Secara umum kompleks utama keraton ditutupi dengan pasir pantai yang berasal dari Pantai Selatan. Kompleks yang satu dengan yang lainnya di pisahkan dengan bangunan tembok yang cukup tinggi. Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Bangunan ditiap kompleks biasanya berbentuk joglo. Untuk Joglo terbuka tanpa dinding biasa disebut dengan Bangsal, dan Joglo yang tertutup memiliki dinding dinamakan Gedhong (Geudung).

Keraton

Keraton

Tata ruang dari komplek keraton terdiri dari komplek inti yaitu, Siti Hinggi Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamndhungan Utara), Sri Manganthi, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Sementara di tempat lain, tersimpan benda-benda peninggalan kesultanan keraton. Mulai dari seragam yang dikenakan abdi dalam, hingga deorama upacara-upacara yang sering dilakukan di keraton.  

Keraton

Di bagian luar terdapat alun-alun yang terbagi menjadi alun-alun Utara dan Selatan. Di alun-alun Selatan, terdapat dua pohon beringin yang dipagar, pohon beringin tersebut diberi nama Kyai Dewadaru dan Kyai Janadaru. Hingga saat ini pohon beringin tersebut masih berdiri kokoh di tengah alun-alun Selatan. Mitosnya jika berjalan melewati dua pohon beringin tersebut dengan mata tertutup, maka keinginan orang yang melewatinya akan tercapai.

Selain itu, juga terdapat lapisan ke dua setelah alun-alun, yaitu Siti Hingil pelataran yang ditinggikan. Sama seperti alun-alun, Siti Hingil juga dibagi dua yaitu Siti Hingil Utara dan juga Selatan. Di bagian Siti Hingil Utara, ada dua bangunan yang biasa digunakan untuk menyelenggarakan acara kenegaraan, yaitu bangsal manguntur tangkil dan bangsal witana.

Jika Momopal menghabiskan waktu liburan ke Yogyakarta, sempatkan diri untuk mampir ke Istana Raja Yogyakarta. Melihat benda-benda asli kerajaan Jawa yang dimulai dari Raja Hamangkubuwono I hingga saat ini. Dan juga yang paling menarik adalah bertemu langsung dengan abdi dalem yang bertugas menjaga keraton dan juga melayani raja.

Add Comment

Loading...