Yuk, Ikut Pesta Seribu Lampion Di Dieng Culture Festival 2017!

Dataran tinggi Dieng atau yang juga disebut sebagai “negeri khayangan” memiliki sejuta pesona yang indah dan eksotis. Tidak salah memang jika banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang membanjiri Dieng. Berada di ketinggian sekitar 2000 mdpl, tidak salah jika Dieng selalu diselimuti dengan hawa dingin, bahkan suhu di Dieng bisa sampai minus dua derajat celsius.

Selain dikenal dengan ketinggiannya yang tidak dimiliki oleh wilayah-wilayah lain, Dieng juga dikenal dengan anak-anak dengan rambut gimbal atau gembel. Sebenarnya anak-anak yang berambut gimbal tersebut awalnya memiliki rambut yang normal, namun secara tiba-tiba setelah anak tersebut demam tinggi, keesokan harinya rambutnya berubah menjadi gimbal tanpa diketahui sebab yang pasti hingga saat ini.

Menurut legenda rambut gimbal yang dimiliki anak-anak tersebut berasal dari Dewa, oleh sebabnya tingkah laku mereka pun menjadi hiperaktif dan juga dapat berinteraksi dengan makhluk astral. Oleh sebabnya, pada umur 7-10 tahun para orang tua mereka harus memotong rambut gimbalnya dengan mengabulkan permintaan dari si anak tersebut.  

Acara ruwatan atau potong rambut anak-anak gimbal ini awalnya diadakan secara serentak pada tahun 2010 dengan nama acara Pekan Budaya Dieng. Namun, pada tahun ke-3 digelarnya acara ini dan bersamaan dengan berdirinya kelompok sadar wisata pemuda Dieng, masyarakat Dieng pun merubah nama tersebut menjadi Dieng Culture Festival.

DCF

Dieng Culture Festival diadakan setiap tahun dan selalu meriah. Pada tahun 2016 lalu Dieng Culture Festival diadakan pada 5-7 Agustus. Ada sekitar 20.000 peserta baik wistawan lokal maupun mancanegara yang mengikuti acara ini.

Tahun 2017 ini dikonfirmasi Dieng Culture Festival akan diadakan pada tangal 4, 5 dan 6 Agustus 2017. Dari kesuksesan Dieng Culture Festival tahun 2016 diprediksikan tahun ini pesertanya akan semakin bertambah.

DCF

Acara Dieng Culture Festival sebenarnya diadakan untuk memeriahkan acara ruwatan atau pemotongan anak dengan rambut gimbal. Namun, agar berlangsung meriah maka diadakan juga berbagai rangkaian acara seperti jalan kaki santai berkeliling kampung, minum purwaceng bersama, makan jagung bersama. Selain itu juga untuk menunggu acara puncak, para peserta dapat berjalan-jalan ke tempat wisata yang ada di sekitar Dieng, seperti telaga warna, kawah sikidang, melihat sunrise di bukit sikunir atau Gunung Prau.

DCF

Pada malam sebelum hari puncak, ada acara yang paling dinanti oleh peserta yaitu, musik jazz di atas awan. Meskipun dengan udara yang sangat dingin, namun dengan adanya musik jazz ini para peserta merasakan kehangatan dengan bernyanyi bersama. Apa lagi jika bernyanyi bersama kerabat dekat dan teman-teman, tentu kehangatan akan lebih terasa. Setiap tahunnya akan ada guest star yang datang untuk meramaikan acara ini. Tahun lalu Anjie ex vokalis Drive yang menjadi tamu spesial dan bernyanyi bersama dengan para peserta.

DCF

Malam semakin larut, keseruan tidak hanya berhenti sampai disitu. setelah bernyanyi bersama, peserta Dieng Culture Festival menerbangkan lampion secara bersama-sama. Jika tahun lalu ada sekitar 5000 lamipon yang diterbangkan maka tahun ini tidak menutup kemungkinan lampion yang diterbangkan akan bertambah. Peserta secara bersamaan menerbangkan lampion yang telah dipegang. Jangan lupa untuk mengucapkan harapan karena mitosnya harapan yang ikut diterbangkan bersama dengan lampion tersebut akan sampai pada nirwana atau surga. Keseruan semakin bertambah dengan sorakan dan teriakan kegembiraan dari para peserta lain.

DCF

DCF

Keesokan harinya, dihari puncak pada pagi hari diadakan acara ruwatan. Ruwatan diadakan di kompleks Candi Arjuna, peserta sudah duduk sambil menunggu acara dimulai pada pukul sembilan pagi. Acara ruwatan rambut gimbal dilakukan oleh pemangku adat yang sudah dipilih oleh masyarakat setempat.

Rangkaian acara Dieng Culture Festival setiap tahunnya selalu menyedot banyak wisatawan. Tidak heran jika setiap tahun dataran tinggi Dieng selalu dipenuhi oleh wisatawan yang penasaran dengan acara ruwatan dan juga acara jazz di atas awan. Tiket DCF sendiri hanya dijual melalui online, akses menuju Dieng dari Purwokerto juga cukup rumit jika dengan kendaraan umum. Maka lebih disarankan agar wisatawan yang ingin menyaksikan acara ruwatan ini untuk bergabung dengan penyedia jasa travel agar segalanya dipermudah dan tidak perlu bersusah payah untuk mengusur keperluan yang memang sulit, seperti tiket, transportasi dan homestay. Karena acara ini sangat banyak peminatnya jadi homestay disekitar Dieng terbilang cukup penuh. Jangan lewatkan keseruan musik jazz di atas awan, romantisnya penerbangan 5000 lampion dan juga acara puncak ruwatan rambut gimbal dengan sakral.

Add Comment

Loading...